SAMPIT –
Penimbunan bahan bakar minyak (BBM) dalam jumlah besar dipastikan ada di
Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Aparat Kepolisian Resor (Polres) mengaku
telah menerima informasi terkait penimbun tersebut.
Hingga kini laporan tersebut masih didalami sebelum diambil tindakan. Polisi berupaya membongkar penimbunan
tersebut untuk mencegah kelangkaan BBM menjelang kenaikan harga para April
mendatang.
“Penimbun besar itu pasti ada,
dan saat ini masih kami telusuri. Sesuai instruksi Kapolri, kami akan menindak
para penimbun BBM di wilayah hukum Kotim,” kata Kapolres Kotim AKBP Andhi
Triastanto kepada wartawan, Selasa (13/3).
Menurut Andhi, pihaknya hingga kini masih gencar
melakukan operasi penertiban untuk mencegah dan memutus aliran penimbun BBM.
Selain itu, Polres Kotim juga menempatkan sejumlah personel untuk berjaga di
semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kotim, khususnya di Sampit. “Pengawasan
di SPBU itu berkerjasama dengan Pertamina dan sesuai permintaan Pertamina,
setiap SPBU minimal dijaga sekitar 3 orang polisi,” katanya.
Desakan agar polisi membongkar para penimbun BBM juga
datang dari masyarakat luas. Polres Kotim dinilai belum ada gregetnya karena
belum mengungkap penimbun BBM dalam jumlah besar, padahal, hampir di semua
daerah berhasil mengungkap penimbun tersebut.
“Masa di daerah lain sudah banyak penimbun BBM terutama
jenis solar yang berhasil ditangkap aparat, sementara disini hanya pelangsir
yang ditangkap. Polisi Kotim harus bekerja lebih keras lagi, apabila tak ada yang
berhasil diungkap, perlu ditanyakan dan bisa dicurigai ada keterlibatan oknum
aparat,” kata Rahman (24) salah seorang warga Kotim.
Menurut Rahman, polisi juga harus tegas terhadap setiap
pelaku penyimpangan BBM. Pasalnya, masyarakat saat ini sudah resah
dengan rencana kenaikan harga BBM, apabila terjadi kelangkaan akibat
penyimpangan atau penimbunan BBM, akan menambah derita rakyat.
“Jangan cuma yang kecilnya saja ditangkap. Masa di
Sampit tidak ada pelaku yang menimbun BBM dalam jumlah besar, padahal hampir
setiap hari para pelangsir beraksi di SPBU,” jelasnya.
Pengamat Hukum
di Kotim H Fachri Mashuri mengatakan, masyarakat Kotim saat ini menaruh harapan
besar agar Polisi membasmi para penimbun BBM di wilayah ini. Kinerja kepolisian
dinilai belum maksimal mengingat masih sulitnya mendapat BBM bersubsidi jenis
solar di tiap SPBU di Kotim.
“Saya hanya
berharap ada tindakan nyata di lapangan. Jauh harapan untuk memberantas, paling
tidak ada tindakan untuk mengurangi jumlah pelangsir,” katanya, Senin (12/3).
Polres Kotim pada Selasa(13/3) pagi berhasil menjaring
belasan kendaraan yang diduga melangsir serta kedapatan mengangkut jeriken
berisi BBM bersubsidi. Namun sebagian tidak tertangkap tangan sedang mengangkut
BBM hasil langsiran.
Razia yang dipimpin oleh Kabag Ops Polres Kotim, Kompol
Susilo S ini menjaring belasan kendaraan bermotor yang antre di SPBU Widodo
Jalan Jenderal Sudirman Km 3, Sampit. Kendaraan yang terjaring tidak hanya roda
dua, tetapi juga roda empat dan roda enam.
“Ranmor yang terjaring sebanyak 13 unit terdiri dari
roda dua, roda empat dan enam, 12 unit tidak ditemukan barang bukti (minyak),
sementara satu uni mobil kedapatan mengisi minyak jenis premium (bensin),” kata
Susilo. (ign)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar