PANGKALAN BUN- Administrator Pelayaran
(Adpel) Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), baru-baru ini mengeluarkan
imbauan agar kapal roro dan kapal kecil tidak berlayar untuk sementara waktu.
Hal ini terkait dengan tingginya gelombang air laut yang mencapai lima meter sejak
dua hari belakangan ini.
“Kita imbau, bukan larangan. Kapal roro
dan kapal kecil agar menunda pelayarannya sampai tanggal 18 (Maret) nanti,”
kata Kepala Adpel Kumai, Agus Subagio, saat dimintai konfirmasi kemarin (15/3).
Imbauan tersebut disampaikan secara
tertulis kepada pihak perusahaan jasa pelayaran dan juga para awak kapal di
pelabuhan Kumai. Dijelaskan Agus, berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gelombang maskimal di perairan laut utara
Kalimantan berkisar empat sampai lima meter, dari hari kemarin hingga beberapa
hari ke depan.
“Namun untuk kapal Pelni yang besar
tetap berlayar, seperti Binaya dan Lauser,” sambung Agus.
Sedangkan untuk kapal milik PT Darma
Lautan Utama (DLU) memilih menunda pelayaran hingga beberapa hari ke depan.
Rencana, mereka akan mulai kembali berlayar tanggal 17 Maret nanti. “Selain
karena kita imbau, pihak Darma (PT. DLU) juga berinisiatif sendiri untuk lebih
memilih tidak berlayar,” kata Agus.
Bukan hanya kapal penumpang, beberapa
kapal pengangkut berbagai barang komoditi, baik kapal kayu maupun besi, juga
lebih memilih menunda pelayarannya ke pulau Jawa. Mereka tidak mau ambil risiko
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karen kondisi cuaca yang ekstrim. “Kami
baru rencana akan berlayar sekitar tanggal 19 (Maret), kalau sudah tidak
gelombang (tinggi),” kata Jiyanto, seorang awak kapal, saat dibincangi Radar
Sampit, di sekitar pelabuhan DAS Sungai Arut kemarin.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa
ratusan penumpang KM Kirana II tujuan Kumai – Surabaya terlantar karena kapal
batal berlayar. “Padahal saya sudah menunggu lama, tak tahunya ditunda,” ungkap
Solikin, calon penumpang KM Kirana II di sekitar pelabuhan penumpang Kumai
belum lama ini. Karena gelombang laut tinggi, dia terpaksa menunggu di losmen.
Pria yang hendak pulang ke Jawa Timur ini belum tahu penundaan tersebut sampai
kapan.
Nasib serupa juga dialami oleh Suyadi,
calon penumpang KM Kirana II lainnya di pelabuhan Kumai. Dia dan sejumlah
temannya terpaksa harus tidur di tenda warung pedagang, depan pelabuhan, yang
kebetulan pada saat itu tidak digunakan untuk berjualan. Meskipun demikian,
Suyadi mengaku tetap bersyukur ketimbang dipaksakan berlayar dan dikhawatirkan
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Cuma nyesalnya kenapa tahunya setelah
di sini. Kita sudah menunggu-nunggu tahunya ditunda,” tutunya.
Manager Cabang PT. DLU Kumai, Widha
Krisna Sugiharto, ketika dimintai konfirmasi membenarkan perihal penundaan
tersebut. Pihaknya sudah memberitahukan kepada para calon penumpang melalui
pengumuman yang telah ditempel di pintu gerbang pelabuhan. “Karena gelombang
tinggi, kita tunda pelayaran sampai tanggal 17 (Maret),” kata dia, dikonfirmasi
melalui telepon pada Rabu (14/3) lalu. (gza)
LInk..http://www.radarsampit.net/berita-721-ombak-laut-capai-lima-meter-kapal-kecil-diimbau-tidak-berlayar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar